Wednesday, October 5, 2011

Bahasa Pergaulan - KEPO.

Annyeonghasimnikka, chingu!

Eh, maaf. Mungkin gue terlalu banyak tidur, jadi setiap bangun pasti selalu ngira masih pagi. Yah itulah, anak muda jaman sekarang. Terkadang kurang tidur, terkadang tidur berlebih.

Oke, cukup tentang gue karena sekarang kita mau ngebahas…

Eng ing eeeeng!

KEPO.

Kepo? Yah. Kepo. Kalian yang hobinya main twitter dan sejenisnya pasti sering baca kan, “ih kepo banget sih lo!”, “apa sih, kepo deh”, “eh, kepo dooong..” dan macam-macam ungkapan berisi kata ‘kepo’.
Sebenernya apa sih ‘kepo’ itu? Gini guys, sebenernya gue juga gatau ‘kepo’ itu apa. Tapi denger temen gue pada ngerumpi, segelintir ada yang mengucapkan kata keramat itu. Kenapa gue sebut keramat? Karena kayaknya semua orang tau, kecuali gue. Zz

Oke, karena gue paling ngga suka dibilang ‘cupu’ (ini salah satu kata keramat lagi buat gue dulu), makanya sekarang gue bakal ngasih tau kalian apa itu bahasa pergaulan.

Lah? Tadi katanya mau ngasih tau ‘kepo’?

Iya. Yang akan gue masukkan dalam materi yang lebih besar,


BAHASA PERGAULAN.

Dalam berinteraksi dengan teman sebaya, baik secara langsung atau lewat jejaring social, kita mau tidak mau harus mengikuti perkembangan jaman. Seperti yang baru-baru ini gue alami. Mulai dari segelintir orang, kemudian sekarang hamper semua orang di jejaring social – terutama twitter – menggunakan kata ‘kepo’ dalam percakapan.

Banyak arti dari kata ‘kepo’ tersebut. Hmm, sebenernya sih cuma 1 arti. Namun seringkali disalahartikan atau diartikan sesuai persepsi kawula muda. ‘kepo’ berarti ‘ingin tahu’. Bukan, bukan tahu yang terbuat dari kedelai. Tapi ‘ingin mengetahui’. Lalu kenapa banyak yang salah mengartikan?

Mereka bukan salah mengartikan, tapi diartikan sesuai persepsi mereka. Misalnya;

* Orang yang tidak dikenal 2 orang, tiba-tiba nimbrung sok asik.
Contoh:
@nadia: lah kepo banget lo RT @j0n1: eh, kenapa sih? RT @sukira: iya emang nyebelin banget RT @nadia: @sukira rese banget emang tuh orang

      Dalam kasus diatas, ‘kepo’ yang dimaksud adalah “ih, pengen tau aja lo urusan orang!”. Karena @j0n1 tiba-tiba ikut berpastisipasi dalam percakapan yang bukan urusannya. Ini adalah simbiosis parasitisme. Karena yang bertanya ingin mendapatkan gossip dari orang lain. Contoh berikutnya;

      *Seorang teman ingin tahu masalah temannya
Contoh:
@puput: kepo dong.. kenapa sih? RT @riya: sedih banget siiih :(

Nah, dalam kasus yang ini, yang bertanya sendiri yang menyatakan dirinya ‘kepo’ atau ingin tahu masalah temannya. Ini adalah ‘kepo’ simbiosis mutualisme. Karena tidak ada yang dirugikan dalam hal ini.

Dengan contoh-contoh diatas, tentunya kita sedikit banyak sudah mengerti apa arti ‘kepo’. Namun sebaiknya jangan dipakai sering-sering karena itu bisa merusak pertemanan. Sebenarnya gue juga ngga pernah make kata itu, karena emang belom ada timing yang pas buat makenya. Jadi kalian jangan ada yang berani make kata itu sebelum gue.

Oke guys. Sekian dulu penjelasan gue tentang bahasa pergaulan, terutama ‘kepo’. Kalau masih ada yang rancu tolong dimaafkan karena gue hanya manusia yang tak luput dari salah.

Pesan gue cuma satu. Wahai anak muda, raih cita-citamu setinggi langit, dan ungkapkan kreatifitasmu melalui jari tanganmu. Niscaya, kreatifitas itu akan membantumu meraih cita-cita.

Annyeong!

Regards,

Mamay.

No comments:

Post a Comment

I dare you to write comment. I double dare you!